Label

Rabu, 27 Juli 2011

Si Putra


Dulu ketika aku masih kerja di pulomas, pulang kerja aku sama suami kadang mampir untuk sholat  di mushola pom bensin di jl.caman jatibening jika gak keburu sholat magrib di rumah.

Suatu sore di tahun 2009(bulannya aku lupa heheh..) saat kita mampir disana untuk sholat magrib, aku lihat ada anak laki laki cakep, putih dan berpakaian rapi serta memakai sepatu, usianya kira kira 10 tahun. Dia sedang duduk di deket mesin pengisian BBM memangku keranjang plastik ukuran sedang berisi beberapa bungkus roti isi……..yap! dia sedang jualan roti.  Pertama kali melihatnya, kami sudah jatuh hati padanya ^_*.

Selesai sholat magrib aku lihat anak kecil penjual roti itu sedang sholat di deret ujung mushola, lalu aku dan suamiku keluar dari mushola dan duduk di teras sambil memakai lagi kaos kaki dan jaket kita….aku lihat keranjang roti itu di teras. Tidak lama kemudian anak kecil penjual roti itu keluar dari  mushola lalu duduk disamping keranjang rotinya dan dia tersenyum ketika aku melihatnya.

Kebetulan suamiku sedang lapar saat itu, maklum dah jam makan malam jadi harus diganjal perutnya heheheh, karena ada roti yang berjejer rapi di keranjang dan melambai lambai minta dibeli hik.hik.hik lebayy….maka suamiku membeli rotinya si anak tadi. Sambil kita makan roti, aku dan suamiku ngobrol sama si penjual roti beberapa menit……lalu kita pulang.

Beberapa kali kami mampir sholat magrib di sana, kami sering ketemu dengan si penjual roti itu…seperti biasanya kita ngobrol ngobrol. Dari seringnya kita ngobrol itulah kami tahu banyak hal tentang dia. 

Nama anak itu Putra Nusantara, saat itu kelas V SD di SDN Caman, rumahnya tidak jauh dari sekolahnya, dia anak ke bungsu dari 4 bersaudara. Kakak pertama dan kedua Putra laki laki, mereka yang membuat rotinya, kakak ke-3 nya adalah perempuan. Si kakak perempuan ini dapat jatah jualan roti juga di pagi hari sebelum berangkat sekolah,  jadwal jualan Putra di sore hari sepulang sekolah, yaitu dari jam 4 sore sampai jam 7 malam dengan jatah 20 bungkus roti setiap hari. Walaupun rotinya belom habis terjual, putra dijemput kakak laki lakinya setiap jam 7 malam. Orangtua putra masih ada, kerjanya bantu anaknya membuat roti.

Aku salut banget sama Putra, di usianya yang masih kecil dia harus bekerja setiap hari untuk membantu ekonomi keluarganya. Tidak ada rasa malu atau malas dia berjualan  roti di POM Bensin padahal banyaak dari kita orang dewasa yang malu untuk melakukan sesuatu yang orang lain anggap remeh dan sepele walaupun penghasilannya gak cukup untuk menghidupi keluarganya bahkan sampai akhir bulan saja.

O ya walaupun si Putra gak punya banyak waktu untuk belajar karena harus jualan roti, tapi dia berprestasi di sekolah. Dia selalu dapat rangking di sekolahnya, biasanya rangking I atau II. Masih kecil tapi sudah punya rasa tanggungjawab, berprestasi, rajin ibadah, berbakti sama orangtua, sopan dan cakep pula………..hmmm luarrrbiasa kamu Putra. Semoga kelak anak anakku seperti kamu  :).

Gara gara ngomongin Putra aku jadi kangen padanya, sejak aku gak kerja di Pulomas aku tidak pernah ketemu  lagi . Mungkin Putra sekarang sudah kelas I SMP….selamat berjuang Putra, kelak kamu pasti akan menjadi seseorang yang sukses!. Semoga suatu hari nanti kita bertemu lagih .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar